Sabtu, 08 November 2014

More...

Semakin hari aku semakin dekat dengan orang itu. Bukan. Bukan seseorang yang selama ini sering aku ceritakan tapi ia adalah seseorang yang baru saja aku sebutkan sebelumnya. Seseorang yang baru saja datang ke dunia ku. Seseorang yang baru saja terus berbagi cerita denganku. 

Ia seperti tidak pernah kehabisan kata-kata padaku. Percakapan kami pun tidak pernah terasa membosankan. 
Awalnya ia hanya berani untuk menghubungi ku lewat sosial media dan selalu menitipkan salam padaku lewat teman-temanku tanpa mau namanya disebutkan. Perlahan semuanya berubah, ia semakin sering menghubungi ku sampai mengajak ku bercanda bahkan ia selalu mendatangi ku jika kami bertemu langsung. Ia juga mengirimkan ku foto-foto yang aku suka untuk menyemangati ku. Tiba-tiba ia tahu apa saja favorit ku dan mengirimkan ku foto-foto itu. Ia pun rela tidak tidur untuk menemani ku mengerjakan tugas sampai malam. Ia juga selalu mengatakan mataku tetap berkilau walaupun aku tidak tidur seharian, katanya ia tidak peduli bahkan jika mataku terlihat hitam seperti mata panda. 

Aku semakin bingung dengan semua keadaan ini, aku masih menyukai orang lain tapi ia yang terus ada di samping ku. Orang-orang juga mengatakan, lebih baik kita bersama dengan orang yang mencintaimu daripada terus menunggu sesuatu yang tidak pasti, berpura-pura lah mencintai orang itu sampai kau lupa jika kau sedang berpura-pura.   
Apakah itu yang sedang terjadi padaku sekarang?

Ya, karena semakin hari aku semakin dekat dengannya dan merasa kehilangan jika dia tidak menghubungi ku. Bahkan aku terkadang lupa dengan "dia", orang yang selalu aku sebutkan selama ini, aku juga mencarinya jika tidak melihatnya. 

Tapi.. aku juga masih labil. Ketika aku melihat "dia", aku kembali teringat tentangnya. Tentang kami. Tentang masa lalu kami. Yah, aku terjebak nostalgia.  

Aku ingin maju dan melangkah ke tempat yang baru, aku sudah hampir berhasil melewati lorong hitam itu dan sudah mencoba membuka hatiku untuk orang lain tapi... ketika aku "melihatnya" aku merasa tangan ku ditahan olehnya dan tidak membiarkan ku pergi. Aku merasa "ia" meminta ku untuk tetap tinggal. 

Aku tidak mengatakan jika aku gagal melewati lorong itu, aku akan tetap melewatinya dengan perlahan karena aku sudah lelah menunggu. Yah, perlahan tapi pasti karena semua butuh waktu. Biarkan semuanya mengalir seperti air dan kita lihat bagaimana ujungnya :)

Jumat, 31 Oktober 2014

Did you know?

Ketika aku bertemu dengannya secara tidak sengaja di kampus, ada satu hal yang terus menganggu ku. Ketika aku melihatnya ternyata ia sudah melihatku terlebih dahulu. Aku melambaikan tanganku untuk menyapanya sekaligus ingin tahu apakah yang dilihatnya itu benar aku, dan ternyata ya. Dia langsung  tersenyum dan membalas lambaian ku dengan mengacungkan jempolnya sebagai cirinya.

Kenapa ia melihatku dengan diam? Kenapa ia tidak memanggilku? Apa itu sering terjadi? Bahkan tanpa aku sadari?

Waktu itu aku pernah melihatnya melewati program studiku, yah kami memang sama fakultas dan itu bukan sesuatu yang aneh jika dia melewatinya, tapi aku sempat melihatnya. Aku melihat ia menoleh ke program studiku dan seperti mencari seseorang tapi kurasa dia tidak menemukan orang itu, karenanya dia langsung membalikkan kepalanya lagi. Bolehkah aku berharap jika ia mencariku? Karena saat itu ia memang tidak melihatku tapi aku melihatnya. Wajar saja, saat itu sedang banyak orang yang berkumpul di depan program studiku. Aku tidak tahu siapa yang sebenarnya ia cari tapi firasatku mengatakan itu adalah aku.

Padahal perasaanku padanya sudah mulai tenang yah aku perlahan sudah bisa mengontrol perasaanku dan mungkin mencoba untuk membuka yang baru. Aku pun sudah dekat dengan orang lain, yah kata temanku, kakak tingkat ku menyukaiku. Kalau memang itu benar, aku akan mencoba untuk membuka hatiku untuknya tapi…. ketika aku melihat “dia”, seakan aku melupakan semuanya. Aku seperti melupakan semua niat awalku, aku melupakan “kakak itu” bahkan aku lupa jika aku mencoba untuk menghentikan semuanya.

Hanya karena melihatnya dan tersenyum padanya, aku merasa kembali terhipnotis. Jika dia memang tidak menyukaiku atau sudah melepaskanku, kenapa ia masih melakukan hal yang sama? Kenapa ia masih memandangku dari tempatnya tanpa berbicara? Ataukah ia adalah orang yang ingin merawat bunga tanpa memetiknya, karena ia tahu jika ia memetiknya maka bunga itu akan layu. Apakah dia tipe orang seperti itu? Tapi kenapa ia tidak pernah mengatakan perasaannya sejujurnya padaku? Kenapa ia hanya mengatakannya pada teman-temanku? Aku tahu jika ia selalu mengatakan “biarkan semuanya mengalir seperti air dan kita lihat bagaimana ujungnya”, tapi apakah dia tahu bahwa itu menyakitiku? Apakah dia tidak tahu bahwa aku terus menunggunya? Dan sekarang aku terdiam di tempatku, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, tetap disini atau pergi?

Jika aku disini, semuanya belum pasti. Ia tidak memberitahuku yang sebenarnya dan tidak ada kepastian yang jelas darinya. Pergi? Aku ragu akan hal itu tapi sampai kapan aku harus menunggu?

Aku masih mencintainya tapi aku mulai lelah dengan semua ini. Dia tidak kunjung mengatakan sesuatu yang aku tunggu darinya, sedangkan disini telah datang seseorang yang kata mereka sebentar lagi akan mengatakan sesuatu yang sebenarnya aku tunggu dari “dia”.

Apa yang harus aku lakukan?

Dia tidak memberikan kejelasan yang pasti sedangkan disini sudah ada orang lain yang terus mendekat dan memberi kode-kode padaku.

Apa kau tahu? Karena aku masih menyukaimu aku terus berpura-pura tidak tahu dan tidak peka terhadap kode yang dia berikan, tapi jika kau tetap diam, mungkin—mungkin aku akan merubah pikiranku perlahan dan mulai luluh padanya.

Kau tahu? Kau dan dia mengatakan hal yang sama padaku. Yah, memang dengan cara yang berbeda tapi kalian benar-benar mengatakan sesuatu yang sama. Ketika dia mengatakan itu padaku, tentu saja aku langsung teringat padamu tapi di sisi lain aku juga merasa senang mendengar ia mengatakannya.

Kau tahu? Aku takut dengan  apa yang akan terjadi besok. Bagaimana jika ia menyatakan perasaannya padaku? Apa yang harus kujawab? Aku tidak bisa langsung menyukai orang lain secepat itu tapi aku juga tidak mau mengecewakannya. Disisi ini aku masih menyukaimu tapi disisi lain aku juga menyayanginya. Ya, aku juga menyayanginya tapi hanya sebagai kakak ku, entahlah mungkin suatu saat perasaanku bisa berubah jika kau tak juga memberikan kepastian. Who knows?

Kau tahu?
Waktu itu kau bilang, kau suka mata dan senyumanku karena bisa membuatmu tenang. Dan sekarang dia mengatakan, dia suka dengan mataku karena terlihat menyilaukan baginya.

Aku tidak mengatakan kalau mataku seperti yang kalian sebutkan. Aku merasa mataku tidak se istimewa itu. Tapi ucapan kalian yang mirip selalu mengingatkanku padamu ketika aku mendengarnya dan ketika kalian mengatakannya.

Jujur aku takut dengan semua kenyataan yang menungguku di depan.

Jumat, 03 Oktober 2014

It's funny!

Lucu! Semuanya terlihat sangat lucu, ketika aku sangat merindukannya dan ingin menemuinya aku tidak bisa mengatakan apa pun tapi ketika aku bertemu dengannya aku tidak bisa melihatnya dan memalingkan wajahku. Aku tidak berani melihatnya. Aku hanya mencuri-curi pandang untuk melihatnya karena aku memang merindukannya. Aku tidak tahu apakah ia melihatku atau tidak tapi kalau aku tidak salah lihat sepertinya ia juga melihatku. Hanya saja kami sama-sama diam dan tidak saling menyapa. Aku tidak mengerti dengan semua keadaan ini. Kami saling menyukai tapi tidak ada satu pun dari kami yang mengatakannya. Ia tidak pernah mengatakan apa pun padaku tapi hanya memberitahu teman-teman dekatku, sedangkan aku, aku tidak pernah memberitahu siapa pun termasuk teman dekatku.

Padahal kami saling menyukai. Aku sangat menyukainya dan sangat menyukainya. Sayangnya, aku tidak mempunyai sedikitpun keberanian untuk mengatakan perasaanku kepada siapapun itu. Begitu pula dengannya,  dia selalu mengatakan "aku sedang menunggu" berkali-kali tapi aku sendiri pun tidak tahu apa yang ia tunggu.

Apakah dia tidak tahu jika aku sedang takut? Aku takut dengan semua orang yang sedang mendekat padaku, aku takut mereka mengatakan sesuatu yang kutunggu darinya, dan aku takut dia tidak menungguku lagi.
Berbagai macam ketakutan itu selalu terbesit di kepalaku. Aku takut.

Yah, aku sangat mengerti ketika dia mengatakan "semuanya akan baik-baik saja, jika aku dan dia akan bersama kami pasti akan bersama apa pun caranya dan apa pun yang terjadi".
Benar. Aku sangat mengerti dengan kata-katanya, tapi sekarang pikiranku benar-benar sedang bercabang. Aku juga takut jika suatu hari nanti aku melakukan sesuatu yang tidak kuinginkan tanpa sadar. Yah, move on. Aku takut jika nanti aku menyukai orang lain tanpa sadar. Aku takut itu terjadi. Dia tidak pernah memberi kepastian padaku sedangkan orang-orang yang datang mendekat selalu memberi perhatian yang lebih kepadaku. Aku takut aku melakukannya.
Jika dia memberi kepastian kepadaku, aku bersumpah aku tidak akan melihat orang lain selain dia karena aku tahu jika dia juga sedang menungguku. Sayangnya, keadaan ini tidak seperti itu. Aku ingin selalu menunggunya tapi aku takut semua tidak pasti, aku takut dia tidak menungguku.
Haha yah menunggu itu memang menyakitkan tapi akan lebih menyakitkan lagi jika kita saling menunggu tapi tidak saling tahu bukan?

Lucu.

Sabtu, 27 September 2014

What Should I Do?

Apa yang akan kalian lakukan jika seseorang yang kalian tunggu tidak kunjung memberikan kepastian, padahal kalian tahu jika orang itu juga mempunyai perasaan yang sama dengan kalian?
Sedangkan di sisi lain sudah ada dua orang lain yang datang mendekat, mereka sudah memberi kepastian dengan mengatakan jika mereka menyukai kalian tapi kalian tidak tahu harus menjawab dan melakukan apa pun karena kalian masih menunggu seseorang.
Haruskah kalian mencoba untuk menerima salah satu di antara kedua orang yang datang itu? Atau tetap menunggu seseorang yang tidak kunjung datang?

Yah, sekarang itulah yang terjadi padaku, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Jika aku menerima salah satu diantara kedua orang itu, mungkin aku akan membohongi perasaan ku sendiri dan membohongi dia yang kupilih. Atau mungkin aku akan mulai menyukainya? Akankah perasaan ku berubah?
Jika aku tetap memilih untuk menunggu orang itu, akankah dia juga masih menungguku? Akankah dia akan datang dan mengungkapkan perasaannya? Akankah aku sanggup untuk menunggunya dalam ketidakpastian? Tapi aku masih dan masih mencintainya.

Mungkin ini hanyalah coretan asal-asalan yang menurut kalian tidak penting tapi aku butuh sesuatu untuk melegakan pikiranku dengan menulis seperti ini misalnya. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Apakah aku harus mencoba membuka hatiku untuk orang lain? Atau menutupnya rapat-rapat? Aku butuh pendapat kalian karena aku memang sudah benar-benar bingung dengan semua keadaan ini.

Jumat, 12 September 2014

A Little Suprise

Aku sudah mulai untuk tidak terlalu memikirkan perasaanku dan fokus pada kuliah ku saat ini. Yah, itu sudah cukup berhasil karena aku memang sedang menyibukkan pikiranku dengan tugas-tugas ku sekarang. Aku berusaha agar aku tidak mempunyai waktu lagi untuk memikirkan perasaanku. Memang terdengar egois tapi aku pikir itu yang terbaik untukku sekarang. Aku ingin mengikuti kata-katanya yang mengatakan "biarlah semuanya mengalir seperti air dan kita lihat akhirnya". Sayangnya, aku menjadi sedikit goyah setelah mendapatkan pesan darinya yang mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Aku tidak menyangka dia mengingat ulang tahunku bahkan sampai mengirim pesan kepadaku. Kami bahkan tidak pernah bertemu lagi setelah pertemuan kami yang terakhir. Hal itu membuatku merindukannya berkali lipat. Aku ingin bertemu dengannya dan mengucapkan terimakasih secara langsung padanya. 

Kejutan kecil darinya. Mungkin kalian pikir ini adalah hal yang biasa, tapi ini sangat berarti bagiku. Aku bahkan tidak tahu kalau ternyata dia mengingat ulang tahunku dan hapal nomor ponselku. Bolehkah aku merasa senang? Walaupun aku tahu ini hanyalah hal yang sangat kecil. Aku tahu kalau kami sama-sama belum mau menjalani hubungan yang lebih tapi aku hanya sekedar ingin tahu tentang perasaannya. Apa yang ia pikirkan tentangku? Aku ingin tahu. 
Banyak yang bilang jika kami memiliki perasaan yang sama tapi aku tidak begitu yakin jika tidak mendengar langsung darinya. 

Mungkin kejutan kecil ini bisa menjadi sedikit petunjuk :)

Jumat, 22 Agustus 2014

I can't

Aku sudah berkali-kali berpikir untuk menyerah pada perasaan ini, salah, ribuan kali maksudku. Aku bingung karena aku tidak mendapatkan kepastian apa pun. Aku ingin menyerah dan melupakan semua perasaanku padamu tapi sayangnya hanya kau yang terus aku pikirkan selama ini. Aku sudah mencoba untuk meninggalkan semua kenangan yang aku miliki tapi itu malah semakin tersimpan dalam benakku. Apa kau tahu? Aku benar-benar merindukanmu. Apa kau tahu? Perasaanku saat tidak sengaja bertemu denganmu dan berbicara denganmu beberapa hari yang lalu. Walaupun hanya beberapa detik tapi itu mampu menggoyahkan pendirianku. Aku tahu aku masih mencintaimu dan akan sangat berat bagiku jika aku benar-benar akan melupakanmu. 
Aku tidak bisa. Aku tidak bisa melupakan semua perasaanku padamu. Aku tidak bisa menghilangkan semuanya. Walaupun aku tahu bahwa aku digantung yah haha aku merasa diambang. Diambang ketidakpastian. Tidak ada yang pasti. Semuanya. Bahkan aku tidak bisa membedakan antara ya dan tidak ataupun antara pergi dan tinggal. Tapi aku masih ingin terus bertahan disini, dengan perasaanku. Bolehkah? Bolehkah aku berharap hanya bermodalkan dengan perasaanku? Bolehkah aku berharap bahkan jika ketidakpastian sudah berada di depanku? Bolehkah aku berharap sedangkan sudah banyak orang yang datang mendekat? Bolehkah aku terus berharap pada perasaanku ini? Dan terus percaya semuanya akan berakhir bahagia. 
Aku ingin tahu. Akankah kau datang padaku dan memberikanku semua penjelasan tentang ini semua? Karena, kau tahu, aku sudah mulai lelah menunggu. Aku sudah tidak bisa lagi menebak-nebak. Aku membutuhkan kepastian. Walaupun mungkin itu bisa menyakitiku. Aku baik-baik saja. Asalkan kau memberikanku jawaban dan kepastian.
Bisakah kau mengerti aku? Walaupun aku terus menunggu dan mencintaimu dalam ketidakpastian aku tetap akan mencintaimu, tapi, aku juga perempuan yang membutuhkan kepastian. Yang kubutuhkan sekarang hanyalah sebuah kepastian darimu. Jika kau sudah memberikannya, aku baru bisa menentukan apakah aku harus pergi atau tetap tinggal. Aku harap kau membaca tulisan ini dan mengerti semua perasaanku.

Jumat, 15 Agustus 2014

Will I?

Tolong jangan salahkan aku bila aku tak bisa lagi menunggumu. Walaupun aku tahu aku mencintaimu tapi jika kau tetap membiarkanku menunggumu tanpa ada kepastian yang jelas -- aku tidak yakin berapa lama lagi aku bisa menunggumu. Aku tahu perasaanmu. Perasaanmu sama dengan milikku. Tak bisakah kau memberikan kepastian? Atau memberitahuku seberapa lama lagi aku harus menunggumu? Hingga aku bisa lebih tenang dan menunggu dengan sabar. 

Apa kau tahu? Sudah banyak yang datang mendekat tapi aku tidak membuka hati sama sekali kepada mereka karena aku mencintaimu dan masih menunggumu. Aku masih berharap kau akan memberikan penjelasan kepadaku. Apakah aku harus menunggu atau pergi. Berikan aku kepastian hingga aku tahu harus berbuat apa, karena hanya berdiam diri saja sama sekali bukan merupakan solusi. 

Apa kau tahu? Betapa bingungnya aku ketika menjawab mereka yang mendekat. Apa aku harus berkata ya atau tidak. Apa aku harus menganggap mereka lebih atau hanya sekedar teman. Dan apa yang harus kulakukan jika mereka mengatakan sesuatu yang tidak pernah kau ucapkan. Sesuatu yang kutunggu darimu.
Aku takut. Apa kau tahu itu?

Terkadang aku berpikir untuk mundur dan menyerah daripada berharap pada ketidakpastian ini. Sayangnya,  hatiku berkata lain. Ia tidak mau pindah ke lain hati. Ia selalu memikirkanmu bahkan tanpa aku minta.
Hanya saja sekarang aku tidak yakin berapa lama lagi aku sanggup menunggumu tanpa sebuah kepastian. Jika kau memberikan penjelasan padaku, aku tahu dan aku yakin aku pasti bisa menunggumu sampai kapan pun. Bisakah kau mengerti aku?