Semakin hari aku semakin dekat dengan orang itu. Bukan. Bukan seseorang yang selama ini sering aku ceritakan tapi ia adalah seseorang yang baru saja aku sebutkan sebelumnya. Seseorang yang baru saja datang ke dunia ku. Seseorang yang baru saja terus berbagi cerita denganku.
Ia seperti tidak pernah kehabisan kata-kata padaku. Percakapan kami pun tidak pernah terasa membosankan.
Awalnya ia hanya berani untuk menghubungi ku lewat sosial media dan selalu menitipkan salam padaku lewat teman-temanku tanpa mau namanya disebutkan. Perlahan semuanya berubah, ia semakin sering menghubungi ku sampai mengajak ku bercanda bahkan ia selalu mendatangi ku jika kami bertemu langsung. Ia juga mengirimkan ku foto-foto yang aku suka untuk menyemangati ku. Tiba-tiba ia tahu apa saja favorit ku dan mengirimkan ku foto-foto itu. Ia pun rela tidak tidur untuk menemani ku mengerjakan tugas sampai malam. Ia juga selalu mengatakan mataku tetap berkilau walaupun aku tidak tidur seharian, katanya ia tidak peduli bahkan jika mataku terlihat hitam seperti mata panda.
Aku semakin bingung dengan semua keadaan ini, aku masih menyukai orang lain tapi ia yang terus ada di samping ku. Orang-orang juga mengatakan, lebih baik kita bersama dengan orang yang mencintaimu daripada terus menunggu sesuatu yang tidak pasti, berpura-pura lah mencintai orang itu sampai kau lupa jika kau sedang berpura-pura.
Apakah itu yang sedang terjadi padaku sekarang?
Ya, karena semakin hari aku semakin dekat dengannya dan merasa kehilangan jika dia tidak menghubungi ku. Bahkan aku terkadang lupa dengan "dia", orang yang selalu aku sebutkan selama ini, aku juga mencarinya jika tidak melihatnya.
Tapi.. aku juga masih labil. Ketika aku melihat "dia", aku kembali teringat tentangnya. Tentang kami. Tentang masa lalu kami. Yah, aku terjebak nostalgia.
Aku ingin maju dan melangkah ke tempat yang baru, aku sudah hampir berhasil melewati lorong hitam itu dan sudah mencoba membuka hatiku untuk orang lain tapi... ketika aku "melihatnya" aku merasa tangan ku ditahan olehnya dan tidak membiarkan ku pergi. Aku merasa "ia" meminta ku untuk tetap tinggal.
Aku tidak mengatakan jika aku gagal melewati lorong itu, aku akan tetap melewatinya dengan perlahan karena aku sudah lelah menunggu. Yah, perlahan tapi pasti karena semua butuh waktu. Biarkan semuanya mengalir seperti air dan kita lihat bagaimana ujungnya :)